Pernah dengar bahwa sesuatu yang kuno itu adalah sesuatu yang sederhana? Karena kesederhanaannya, maka ia akan lebih mudah, dalam pembuatan, perawatan, dan pemakaian.
Semalam, beberapa teman ngomong ke saya (hampir barengan) mengeluhkan lewat chat kalo BBM, whatsapp, bahkan HP mereka yang sudah smart itu menjadi lelet pada saat yang hampir bersamaan. Sama leletnya dengan otak kepala saya yang berlomba kebut-kebutan dengan ingus yang pengen lari dari lubang idung. Saya lagi flu.
Sesederhana pemikiran saja, sesederhana ini jawaban saya: Udah, ganti hape item putih aja. Balik lagi pake sms. Dijamin cepet nyampe.
Apaan sih kamu?
Hape jadul? Norak amat?
Yah, ga ngerti gaya lu..
Ntar gue jadi ga bisa BBMan lagi..
Yang ada gue diketawain ntar..
Sms lagi, pulsa lagi..
Reaksi mereka macem-macem. Tapi begitu saya tanya: emang kamu pake BB buat apa sih? 5/6 jawaban pertama adalah.. buat BBMan / chatting.
Oh, God. Hape sepintar itu cuma buat chatting? Saya tanya lagi, pernah nggak make BB buat ngerjain sesuatu selain chatting?
Pernah. Browsing.
Pernah. Foto-foto.
Pernah. Fesbukan.
Pernah. Twitteran
Pernah pake buat ngerjain kerjaan kantor? Kirim email, gitu?
Satu orang jawab. Pernah
Lima lagi jawab. Enggak.
Tiga di antara lima jawab: Gue kan pake paket ... (well, aku lupa-lupa inget apa nama paketnya itu, maklum lagi flu), jadi cuma bisa buat BBMan ama chatting doang..
Nggak sengaja, saya jadi survey kecil-kecilan. Ternyata gini toh..
Baik, teman. Saya sampaikan kepada mereka sembari guyon. Pakelah sesuatu sesuai potensi dan kemampuannya. Kalo kamu punya BB, tapi cuma buat chat dan medsos, itu namanya pelecehan. BB itu kan punya banyak fitur lebih keren. Dan BBM itu tadinya cuma fitur tambahan. Tapi entah kenapa sekarang malah jadi fitur utama, mengalahkan fitur-fitur lainnya.
Yeee, BB-BB gue, duit-duit gue. Terserah gue dong..
Iye, emang terserah elu. Itu emang hakmu sebagai empu BB itu. Tapi pernah nggak kepikiran buat make BB selain buat BBMan dan chatting? Memanfaatkan buat sesuatu yang lebih produktif, gitu? Daripada ngobrol doang? Oke, kita masyarakat Indonesia emang makhluk komunal. Dimana-mana ngobrol udah biasa, bahkan kalo bisa, ngimpi pun ngimpi ngobrol dengan temen kita. Tapi jujur, rumpi abis nggak sih kalo tiap pagi, siang, sore, malem, pagi lagi ngobroool melulu? Apalagi ngetik dan mantengin layar di BB. Ga pegel tuh jari ama mata? Sampe jadi egois dan nggak peduli ama orang di sekitar. Ibunya Putri Soehendro (penyiar i-radio) yang mungkin udah cukup sepuh, kabarnya pernah ketabrak sama ABG di gereja, gara-gara si ABG jalan sambil BBMan. Bayangin coba. Di gereja, BBMan, terus nabrak ibu-ibu? Oh my...
Ah, elu kan ga punya BB. Ya jadi kaga bisa ngerasain rasanya BBMan.
Yes, definelty. I dont have any. Tapi dengan hape yang cuma item putih, saya cukup nyaman. Sejauh ini, saya cuma perlu membuat dan menerima panggilan telepon dan terima dan kirim SMS di hape itu. Chatting? Browsing? Saya pake PC. Motret? Saya pake kamera.
Saya bukan seorang yang anti teknologi. Saya pendukungnya malah. Tapi yang saya tentang dan kecewakan adalah penyia-nyiaan teknologi. Teknologi seyogianya membuat kita lebih pandai dan lebih produktif. Dan BB? Itu hape yang pintar dan berhak diperlakukan lebih dari sekedar chatting.
Forgive me for the offense. Saya, ah, andai putri saya punya kecerdasan kelas lima, saya akan menyesal menempatkan dia di kelas dua.
PS: Lebih baik punya stupid phone yang dipakai dengan smart, ketimbang smartphone yang dipakai dengan stupid.
Catatan: Sebetulnya nggak ada hubungan antara BBM / chat lambat dengan ganti hape trus pake SMS. Cepet atau nyampenya pesan tergantung sama sinyal dan kualitasnya. Kirim SMS pake hape itemputih pun kalo nggak ada sinyal, ya tetep aja nggak nyampe SMS itu.. XD
cerita-cerita tak bermakna, ujar-ujar tak wajar, sajak-sajak tak bijak, lagu-lagu tak mutu, dan seni-seni tak berisi.
Thursday, 29 December 2011
Monday, 12 December 2011
Satu Sisi #3
Aku suka dengan sesuatu yang tidak biasa.
Aku suka dengan sesuatu yang unik.
Menjadi lain, aneh, dan membuat orang lain "mengernyit".
Di sisi lain, aku tak suka publisitas.
Aku lebih suka menjadi seseorang yang tak terlihat.
Invisible, di belakang layar, dan hilang tak berkesan.
Kemudian muncul lagi dengan kejutan.
Aku tak suka berada dalam arus.
Aku lebih suka berada di sisi lain.
Ketika orang-orang berlomba punya BB,
aku cukup dengan hape item putih.
Ketika orang-orang pergi ke konser artis terkenal,
aku mending pulang kampung ketemu emak bapak.
Meski demikian, aku tak suka kejutan.
Aku tak suka itu, demi apapun.
Aku lebih suka keteraturan, kejelasan, dan keterencanaan.
Sungguh.
Aku tak suka ketukan pagi buta di pintu karena orang mau memberikan kejutan.
Aku tak suka seseorang datang kepadaku tanpa pemberitahuan.
Aku tak suka seseorang pergi dariku tanpa pesan, terus menghilang.
Sungguh.
Demi apapun aku tak suka. Tapi aku tetap memahami dan menghargainya.
Orang biasa, akan mengatakan aku aneh.
Orang aneh, akan mengatakan aku biasa.
Aku suka dengan sesuatu yang unik.
Menjadi lain, aneh, dan membuat orang lain "mengernyit".
Di sisi lain, aku tak suka publisitas.
Aku lebih suka menjadi seseorang yang tak terlihat.
Invisible, di belakang layar, dan hilang tak berkesan.
Kemudian muncul lagi dengan kejutan.
Aku tak suka berada dalam arus.
Aku lebih suka berada di sisi lain.
Ketika orang-orang berlomba punya BB,
aku cukup dengan hape item putih.
Ketika orang-orang pergi ke konser artis terkenal,
aku mending pulang kampung ketemu emak bapak.
Meski demikian, aku tak suka kejutan.
Aku tak suka itu, demi apapun.
Aku lebih suka keteraturan, kejelasan, dan keterencanaan.
Sungguh.
Aku tak suka ketukan pagi buta di pintu karena orang mau memberikan kejutan.
Aku tak suka seseorang datang kepadaku tanpa pemberitahuan.
Aku tak suka seseorang pergi dariku tanpa pesan, terus menghilang.
Sungguh.
Demi apapun aku tak suka. Tapi aku tetap memahami dan menghargainya.
Orang biasa, akan mengatakan aku aneh.
Orang aneh, akan mengatakan aku biasa.
Friday, 18 November 2011
Lintasan Kata #1
"... janganlah takut kehilangan peranan dalam suatu perubahan. Sesungguhnya, dirimu adalah peran tersendiri dalam setiap tindakanmu. Jika engkau meniatkan bahwa tindakanmu adalah sebuah perubahan, niscaya dirimulah sang perubahan itu."
-bungsalman-
-bungsalman-
Friday, 28 October 2011
Absurd 16
Siang hari, di warung yang biasa dijadikan tempat makan.
Mbak2: Iiiih, sebel dech..
Bungs: Kenapa?
Mbak2: Negara ini nggak adil. Masa adanya hari Sumpah Pemuda doang. Yang buat pemudinya mana?
Bungs: Tenang aja. Adil kok. Cuma waktunya aja nggak sama...
Mbak2: Maksud mas?
Bungs: Nanti, tanggal 22 Desember kan ada Hari Ibu. Dan nggak ada Hari Bapak. Impas kan?
Mbak2: -______________-"
Mbak2: Iiiih, sebel dech..
Bungs: Kenapa?
Mbak2: Negara ini nggak adil. Masa adanya hari Sumpah Pemuda doang. Yang buat pemudinya mana?
Bungs: Tenang aja. Adil kok. Cuma waktunya aja nggak sama...
Mbak2: Maksud mas?
Bungs: Nanti, tanggal 22 Desember kan ada Hari Ibu. Dan nggak ada Hari Bapak. Impas kan?
Mbak2: -______________-"
Monday, 24 October 2011
Pesan dari Teman
Maaf, sedang tidak mau menulis. Silakan tinggalkan komentar Anda setelah tanda titik.
Saturday, 15 October 2011
Satu Sisi #2
Lelah itu menyapa. Hangat. Kubalas dengan senyuman..
Hai.
Lama kami bercengkerama. Ia tampak akrab dan dekat.
Maklum, beberapa hari terakhir ia sering berjumpa denganku.
Aku bercerita tentang apa-apa saja yang kulakukan hari ini.
***
Ah, gitu aja dipamerin, ujarnya menimpali ceritaku.
Biasa aja dong. Tuh, di luar sana. Ada banyak yang berkarya lebih banyak dari kamu, bungs.
Aku diam sebentar.
Kulontarkan protes bahwa aku tak pamer.
Aku sungguh ingin bercerita dan itu benar adanya!
Dia terkekeh.
Bungs, kamu tau tidak? Mereka itu berkarya dalam diam. Mereka tak ambil pusing untuk publikasi. Mereka hanya melakukan itu tanpa memikirkan apakah kerjaan mereka dilihat orang atau tidak. Itu yang membuat mereka lebih baik daripada kamu.
Kenapa mereka melakukan itu, banyak hal itu, tanpa peduli orang lain tau? Toh, tidak ada salahnya orang lain tau. Orang lain jadi bisa menghargai kerjaan mereka. Orang lain jadi bisa kasih tau ke orang lain tentang baiknya kerjaan mereka. Selain itu, orang lain juga jadi bisa bantu jika mereka mengalami kesusahan. Ya kan? Kenapa?
Karena mereka melakukan itu dengan cinta, bungs. Mereka adalah amatir di bidangnya. Sungguh sungguh amatir.
Tunggu! Amatir katamu? Mengapa amatir itu lebih baik daripadaku?
Ya, mereka amatir. Mereka tidak profesional, yang mengerjakan sesuatu karena profesi dan untuk uang. Mereka bukan profesional, yang mengejar materi keduniawian. Mereka adalah amatir, yang melakukan pekerjaan itu atas dasar cinta. Mereka suka melakukan pekerjaan itu meski kebanyakan orang tak suka karena tak ada uangnya. Merekalah para pekerja terbaik di dunia ini.
Bullshit. Mana ada orang seperti itu di dunia ini. Kita ini butuh materi untuk hidup. Dari mana kita dapat kalo bukan dari kerja?
Betul. Tapi ingatkah kau siapa yang memberi materi di dunia ini? Dialah Yang Maha Mengatur dan Memenuhi kebutuhan setiap mahkluknya. Jika engkau percaya, mengimani sepenuh hati, dan mencintai-Nya, apalagi yang engkau khawatirkan tentang kehidupan di dunia ini? Bungs, jika engkau mengejar materi, takkan ada cukupnya. Engkau akan terus mengejar, mengejar, dan mengejar, meski engkau lelah dan tubuhnya mengeluh memohon untuk engkau berhenti.
Tapi, bukankah itu lumrah. Kita bekerja, kita capai, dan sekarang, aku bisa berbincang denganmu. Bukankah begitu seharusnya?
Ya, kalau kau bekerja untuk materi. Engkau akan seperti ini. Capek, lelah, dan memikirkan apa-apa yang sudah kau lakukan dan materi yang sudah kau peroleh. Berbeda jika kau tak memikirkan materi ketika kau bekerja. Lelahmu akan berbeda dan engkau takkan sempat punya waktu untuk berbincang denganku, karena aku takkan hadir di pikiranmu. Cobalah...
***
Apakah aku seorang amatir?
Hai.
Lama kami bercengkerama. Ia tampak akrab dan dekat.
Maklum, beberapa hari terakhir ia sering berjumpa denganku.
Aku bercerita tentang apa-apa saja yang kulakukan hari ini.
***
Ah, gitu aja dipamerin, ujarnya menimpali ceritaku.
Biasa aja dong. Tuh, di luar sana. Ada banyak yang berkarya lebih banyak dari kamu, bungs.
Aku diam sebentar.
Kulontarkan protes bahwa aku tak pamer.
Aku sungguh ingin bercerita dan itu benar adanya!
Dia terkekeh.
Bungs, kamu tau tidak? Mereka itu berkarya dalam diam. Mereka tak ambil pusing untuk publikasi. Mereka hanya melakukan itu tanpa memikirkan apakah kerjaan mereka dilihat orang atau tidak. Itu yang membuat mereka lebih baik daripada kamu.
Kenapa mereka melakukan itu, banyak hal itu, tanpa peduli orang lain tau? Toh, tidak ada salahnya orang lain tau. Orang lain jadi bisa menghargai kerjaan mereka. Orang lain jadi bisa kasih tau ke orang lain tentang baiknya kerjaan mereka. Selain itu, orang lain juga jadi bisa bantu jika mereka mengalami kesusahan. Ya kan? Kenapa?
Karena mereka melakukan itu dengan cinta, bungs. Mereka adalah amatir di bidangnya. Sungguh sungguh amatir.
Tunggu! Amatir katamu? Mengapa amatir itu lebih baik daripadaku?
Ya, mereka amatir. Mereka tidak profesional, yang mengerjakan sesuatu karena profesi dan untuk uang. Mereka bukan profesional, yang mengejar materi keduniawian. Mereka adalah amatir, yang melakukan pekerjaan itu atas dasar cinta. Mereka suka melakukan pekerjaan itu meski kebanyakan orang tak suka karena tak ada uangnya. Merekalah para pekerja terbaik di dunia ini.
Bullshit. Mana ada orang seperti itu di dunia ini. Kita ini butuh materi untuk hidup. Dari mana kita dapat kalo bukan dari kerja?
Betul. Tapi ingatkah kau siapa yang memberi materi di dunia ini? Dialah Yang Maha Mengatur dan Memenuhi kebutuhan setiap mahkluknya. Jika engkau percaya, mengimani sepenuh hati, dan mencintai-Nya, apalagi yang engkau khawatirkan tentang kehidupan di dunia ini? Bungs, jika engkau mengejar materi, takkan ada cukupnya. Engkau akan terus mengejar, mengejar, dan mengejar, meski engkau lelah dan tubuhnya mengeluh memohon untuk engkau berhenti.
Tapi, bukankah itu lumrah. Kita bekerja, kita capai, dan sekarang, aku bisa berbincang denganmu. Bukankah begitu seharusnya?
Ya, kalau kau bekerja untuk materi. Engkau akan seperti ini. Capek, lelah, dan memikirkan apa-apa yang sudah kau lakukan dan materi yang sudah kau peroleh. Berbeda jika kau tak memikirkan materi ketika kau bekerja. Lelahmu akan berbeda dan engkau takkan sempat punya waktu untuk berbincang denganku, karena aku takkan hadir di pikiranmu. Cobalah...
***
Apakah aku seorang amatir?
Saturday, 8 October 2011
Have a Nice Trip, Great Man..
Wajahmu adalah satu yang kukenal.
Generasi patrilineal sebelum ayahku yang mulai bisa kuhafal.
Kisah hidupmu tak banyak kudapat.
Hanya bisa kusimak dari sesepuh dengan khidmat.
Mereka berkata engkau adalah orang yang sangat berarti.
Perjuanganmu untuk agama dan bangsa nan tak kenal henti.
Engkau imam bagi mereka.
Satu tokoh yang juga jadi pemuka.
Panutan bagi mereka yang perlu tuntunan.
Pengampu bagi mereka yang butuh perlindungan.
Engkau adalah juga kontroversi.
Yang teguh dengan prinsip dan keyakinan diri.
Namun engkau buktikan kepada kami,
Itu semua kau lakukan dengan hati.
Mungkin kami tak bisa menjadi harapanmu.
Termasuk aku, cucu lelaki pertamamu.
Tapi kami semua mencintaimu..
Kemarin, adalah bukti betapa engkau dicintai.
Rumahmu didatangi orang sehari semalam tanpa henti.
Membuktikan kepadaku bahwa engkau adalah juga milik mereka dengan sah.
Bukan hanya kami, yang mewarisimu dalam daging dan darah.
Beberapa tokoh pemerintahan, belasan teman sejawat, puluhan makmum, dan tak terhitung orang-orang yang meluangkan waktu memberikan salam mereka untukmu.
Aku dan mereka mungkin tak menangis, tapi kami tau batin kami tersedu haru.
Maafkan aku yang tak sempat menjengukmu di Ramadhan taun lalu. Maafkan aku yang tak bisa menjadi generasi idamanmu. Maafkan aku untuk segala sikapku yang kurang berkenan terhadapmu.
Selamat jalan, mbah Dalari. Semoga engkau tenang di sisi-Nya, semua amalmu diterima, dan semua dosamu diampuni.
Semoga kami menjadi anak-cucumu yang mampu menjadi tambahan amalan bagimu..
Kami semua mencintamu. Juga kehilanganmu.
Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun.
Generasi patrilineal sebelum ayahku yang mulai bisa kuhafal.
Kisah hidupmu tak banyak kudapat.
Hanya bisa kusimak dari sesepuh dengan khidmat.
Mereka berkata engkau adalah orang yang sangat berarti.
Perjuanganmu untuk agama dan bangsa nan tak kenal henti.
Engkau imam bagi mereka.
Satu tokoh yang juga jadi pemuka.
Panutan bagi mereka yang perlu tuntunan.
Pengampu bagi mereka yang butuh perlindungan.
Engkau adalah juga kontroversi.
Yang teguh dengan prinsip dan keyakinan diri.
Namun engkau buktikan kepada kami,
Itu semua kau lakukan dengan hati.
Mungkin kami tak bisa menjadi harapanmu.
Termasuk aku, cucu lelaki pertamamu.
Tapi kami semua mencintaimu..
Kemarin, adalah bukti betapa engkau dicintai.
Rumahmu didatangi orang sehari semalam tanpa henti.
Membuktikan kepadaku bahwa engkau adalah juga milik mereka dengan sah.
Bukan hanya kami, yang mewarisimu dalam daging dan darah.
Beberapa tokoh pemerintahan, belasan teman sejawat, puluhan makmum, dan tak terhitung orang-orang yang meluangkan waktu memberikan salam mereka untukmu.
Aku dan mereka mungkin tak menangis, tapi kami tau batin kami tersedu haru.
Maafkan aku yang tak sempat menjengukmu di Ramadhan taun lalu. Maafkan aku yang tak bisa menjadi generasi idamanmu. Maafkan aku untuk segala sikapku yang kurang berkenan terhadapmu.
Selamat jalan, mbah Dalari. Semoga engkau tenang di sisi-Nya, semua amalmu diterima, dan semua dosamu diampuni.
Semoga kami menjadi anak-cucumu yang mampu menjadi tambahan amalan bagimu..
Kami semua mencintamu. Juga kehilanganmu.
Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun.
Published with Blogger-droid v1.7.4
Tuesday, 27 September 2011
Satu sisi #1
I dont know...
Belakangan ini hidup rasanya terlalu datar.
Ini lagi. Itu lagi.
Variasinya mungkin cuma berita duka dari seorang teman lama yang kehilangan suaminya dalam kecelakaan. Dia sendiri sekarang sedang dalam ruang ICU. Sebenarnya bukan temanku yang kecelakaan yang mengabarkan, tapi teman si temanku yang kecelakaan itu tadi, yang juga temenku. Ribet? Ya itulah. Temanku pokoknya.
Hari-hari isinya rapat, rapat, dan rapat. Pagi, agak siang, siang. Sorenya enggak. Kue, kue, dan kue. Alhamdulillah.
Sampe kosan, tidur. Ngimpi, sering nggak jelas ngimpi apa. Tau-tau bangun. Laper, haus, gerah. Minum seteguk dua teguk. Bengong bentar. Ke kamar mandi. Cukup, sampe sini aja.
Yah, apapun itu, tetap aja aku begini. Wage-slave yang berada dalam kasta terendah piramida kaum Yahudi (menurut mereka).
Kapan bisa sukses? Oh, cepat atau lambat, jauh atau dekat, dua ribu. Yakin deh aku akan ke sana. Tapi mungkin tidak sendiri. Bersama anak dan istri. Amin.
Ah, tadi katanya cukup sampe sini? Kok lanjut lagi? Inkonsisten ih.. Gimana dapat Istiqomah mau mendekat kalo begitu terus?
Lho, justru itu... Sini, tak kasih tau. Udah tau kan kalo isi dunia ini diciptakan berpasangan? Ya kan? Nah, yakin deh bahwa si Istiqomah itu akan mendekat ke aku. Kenapa? Ya karena inkonsistensianku tadi.
Ah, nggak jelas deh.
Begini, begini. Tau kan apa pasangan siang?
Malam.
OK, tau kan pasangan pagi?
Sore.
Sip, tau kan pasangan atas?
Bawah.
Nice.. Nah sekarang, tau kan apa arti bahasa Indonesianya Istiqomah?
Konsisten
Yak, betul. Konsisten. Terus, apa pasangan konsisten?
Ya inkonsisten.
Tuh... Jodoh kan?!
Emangnya udah pasti jodoh?
Errrr... wAllohu a'lam..
Belakangan ini hidup rasanya terlalu datar.
Ini lagi. Itu lagi.
Variasinya mungkin cuma berita duka dari seorang teman lama yang kehilangan suaminya dalam kecelakaan. Dia sendiri sekarang sedang dalam ruang ICU. Sebenarnya bukan temanku yang kecelakaan yang mengabarkan, tapi teman si temanku yang kecelakaan itu tadi, yang juga temenku. Ribet? Ya itulah. Temanku pokoknya.
Hari-hari isinya rapat, rapat, dan rapat. Pagi, agak siang, siang. Sorenya enggak. Kue, kue, dan kue. Alhamdulillah.
Sampe kosan, tidur. Ngimpi, sering nggak jelas ngimpi apa. Tau-tau bangun. Laper, haus, gerah. Minum seteguk dua teguk. Bengong bentar. Ke kamar mandi. Cukup, sampe sini aja.
Yah, apapun itu, tetap aja aku begini. Wage-slave yang berada dalam kasta terendah piramida kaum Yahudi (menurut mereka).
Kapan bisa sukses? Oh, cepat atau lambat, jauh atau dekat, dua ribu. Yakin deh aku akan ke sana. Tapi mungkin tidak sendiri. Bersama anak dan istri. Amin.
Ah, tadi katanya cukup sampe sini? Kok lanjut lagi? Inkonsisten ih.. Gimana dapat Istiqomah mau mendekat kalo begitu terus?
Lho, justru itu... Sini, tak kasih tau. Udah tau kan kalo isi dunia ini diciptakan berpasangan? Ya kan? Nah, yakin deh bahwa si Istiqomah itu akan mendekat ke aku. Kenapa? Ya karena inkonsistensianku tadi.
Ah, nggak jelas deh.
Begini, begini. Tau kan apa pasangan siang?
Malam.
OK, tau kan pasangan pagi?
Sore.
Sip, tau kan pasangan atas?
Bawah.
Nice.. Nah sekarang, tau kan apa arti bahasa Indonesianya Istiqomah?
Konsisten
Yak, betul. Konsisten. Terus, apa pasangan konsisten?
Ya inkonsisten.
Tuh... Jodoh kan?!
Emangnya udah pasti jodoh?
Errrr... wAllohu a'lam..
Thursday, 8 September 2011
Kangen
Pernah kangen kan?
Sama orang? Oh, itu sih sering berujung galau. Ya sanalah.. Aku nggak mau ikut2an kalau galau.
Sekarang aku kangen melakukan sesuatu. Mengintip dari lubang sempit, mengatur hela nafas, menenangkan degup jantung yang bergejolak, mulai memainkan jari untuk meraba-raba, memutar-mutar, memaju-mundurkan apa yang tadinya digenggam tangan, terkadang dibarengi dengan menelan ludah, dan kemudian menekan sebuh tonjolan dengan lembut dan penuh perasaan di waktu yang tepat, dan diakhiri dengan mendengarkan sebuah suara yang pelan namun menggambarkan sebuah klimaks. Ah, memotret. Aku kangen motret!
Ah, pingin beli kamera gede lagi. Kali ini yang dua digitlah. Pengen nyobain gimana rasanya bawa kamera berat. *ditabokjenderal*
Pingin bikin gambar kaya gini lagi... :(
Ah, kapan ya motret lagi?
Sama orang? Oh, itu sih sering berujung galau. Ya sanalah.. Aku nggak mau ikut2an kalau galau.
Sekarang aku kangen melakukan sesuatu. Mengintip dari lubang sempit, mengatur hela nafas, menenangkan degup jantung yang bergejolak, mulai memainkan jari untuk meraba-raba, memutar-mutar, memaju-mundurkan apa yang tadinya digenggam tangan, terkadang dibarengi dengan menelan ludah, dan kemudian menekan sebuh tonjolan dengan lembut dan penuh perasaan di waktu yang tepat, dan diakhiri dengan mendengarkan sebuah suara yang pelan namun menggambarkan sebuah klimaks. Ah, memotret. Aku kangen motret!
Ah, pingin beli kamera gede lagi. Kali ini yang dua digitlah. Pengen nyobain gimana rasanya bawa kamera berat. *ditabokjenderal*
Pingin bikin gambar kaya gini lagi... :(
Ah, kapan ya motret lagi?
Tuesday, 6 September 2011
Survey #1
Semalam, tidak seperti biasanya aku jalan-jalan malam dengan ada tujuan. Tujuan jalan-jalan kali ini adalah cari tempat makan buat acara hari Minggu besok. Tiga kriteria yang dicari kali ini adalah, tempat besar dan bersih, akses mudah, dan tentu saja harga yang bersahabat.
Satu target adalah Ayam Presto Ny Nita di kawasan jalan Juanda, Harmoni, Jakpus. Selepas magrib, meluncurlah aku dengan dua roda ke sana. Sempat bingung dengan lokasi dan nggak nemu dalam sekali perjalanan, kuputuskan untuk memutari lagi jalan yang sama. Kali ini dengan kecepatan lebih rendah dan pengamatan ekstra. Setelah hampir lima menit melaju pelan, tertambatlah mata kepada sebuah bangunan yang nampak suram karena lampunya padam. Di atas bangunan itu terpampang papan besar bertuliskan Ayam Presto Ny Nita. Ealaaah.. Warunge tutup toh? Pantesan ra ketok mau. Tanya sebentar ke tukang parkir, ternyata warung akan buka hari Rabu. OK, cari alternatif!
Lanjut jalan pelan. Nggak jauh dari situ ada warung soto yang cukup gede. Kepikiran untuk nyoba, tapi langsung digagalkan oleh pikiran berikutnya. Wong reuni kok di warung soto? Lek mengko kecepretan kuah soto, gelem awakmu?*aslinenggakgituding*
Terus dari situ, nggak jauh ada warung spesialis penyet khas Suroboyo "Bu Wan". Ngelirik sebentar, mikir agak lama, motor kelabasan. Ternyata keputusannya adalah mampir. Alhasil terpaksa puter balik, untung nggak jauh. Parkir sebentar, langsung masuk. Enak iki nggone, lego. Hawane yo adem. Oh, ono AC-ne. Pantesan koyo nang nggunung. Liat-liat tempat duduk sebentar, langsung pilih tempat yang strategis. Syarat pertama, tempat besar dan bersih: terpenuhi.
Entah karena suasana lebaran atau karena yang lain, situasi malem itu cukup sepi. Padahal tempat ini cukup mudah dicapai. Pinggir jalan utama, deket pula dengan stasiun Juanda. Syarat kedua, akses mudah: terpenuhi. Pengunjungnya cuma enam orang, termasuk aku. Padahal nek dikira-kira, iki iso nggo sekitar wong telung puluhan. Hmmm... Nggak pake lama panggil mbak pelayan, langsung pesen menu.
Kata mbaknya,di sini yang spesial menunya penyet-penyetan dan Suroboyoan.Janc*k. Alamak, keceplosan aku. :D Ono tahu tek-tek juga. Ono rujak cingur juga. Weleh, koyo ndhik jalan Tunjungan iki, rek. OK, nggak pake lama, lirik harga. Hmm... lumayan mahal juga kebanyakan menunya. Segelas es dawet kupesan dulu. Rolas ewu limangatus. Terus ke makanan. Di antara makanan Suroboyoan, tak pesan satu menu yang agak aneh: Nasi Bali. :)) Nyelenah dewe. Okelah, nggak jadi soal. Pesen dua menu, langsung menunggu.
Sembari mbaknya nyiapin menuku, aku liat-liat dekorasi. Cukup menjawai. Selain meja dan kursi yang asli kayu (berat betul), ada juga ornamen-ornamen etnik yang ditata apik. Satu nilai lebih dari warung makan ini adalah adanya lagu keroncong yang diputar untuk menemani para tamu bersantap. Dua lagu Ismail Marzuki favoritku diputar di sini: Juwita Malam dan Sabda Alam. Oya, pelayanan di sini ramah banget lho. Mbak-nya itu sesekali ngobrol dengan bahasa Jawa ke rekan-rekannya. Dan pas tak ajak ngomong halus (ala kadarku) mereka mau nanggepin. Yo iyo lah, Man. Wong kowe lagi dadi raja nang kono. :D
Es dawet datang, kuaduk-aduk dulu supaya gula dan santennya nyampur. Kuseruput sedikit. Alamak, enak tenan! Asli nggak nyangka akan seenak ini es dawetnya. Ada harga ada rupa, kali ini berlaku buat es dawet ini. Terus nggak lama, nasi Bali-ku dateng. Porsi nasinya standar, juga jangan thewel-nya. Yang kurang mungkin potongan bandeng pedasnya. Untuk standarku, itu terlalu kecil. Ya, tapi tiap warung pasti punya itung-itungan sendiri buat "dapur"nya. :D Sambelnya juga mantap kerasa. Sampai aku harus mesen satu gelas teh manis anget buat ngobatinnya. Hahaha..
Satu target adalah Ayam Presto Ny Nita di kawasan jalan Juanda, Harmoni, Jakpus. Selepas magrib, meluncurlah aku dengan dua roda ke sana. Sempat bingung dengan lokasi dan nggak nemu dalam sekali perjalanan, kuputuskan untuk memutari lagi jalan yang sama. Kali ini dengan kecepatan lebih rendah dan pengamatan ekstra. Setelah hampir lima menit melaju pelan, tertambatlah mata kepada sebuah bangunan yang nampak suram karena lampunya padam. Di atas bangunan itu terpampang papan besar bertuliskan Ayam Presto Ny Nita. Ealaaah.. Warunge tutup toh? Pantesan ra ketok mau. Tanya sebentar ke tukang parkir, ternyata warung akan buka hari Rabu. OK, cari alternatif!
Lanjut jalan pelan. Nggak jauh dari situ ada warung soto yang cukup gede. Kepikiran untuk nyoba, tapi langsung digagalkan oleh pikiran berikutnya. Wong reuni kok di warung soto? Lek mengko kecepretan kuah soto, gelem awakmu?
Terus dari situ, nggak jauh ada warung spesialis penyet khas Suroboyo "Bu Wan". Ngelirik sebentar, mikir agak lama, motor kelabasan. Ternyata keputusannya adalah mampir. Alhasil terpaksa puter balik, untung nggak jauh. Parkir sebentar, langsung masuk. Enak iki nggone, lego. Hawane yo adem. Oh, ono AC-ne. Pantesan koyo nang nggunung. Liat-liat tempat duduk sebentar, langsung pilih tempat yang strategis. Syarat pertama, tempat besar dan bersih: terpenuhi.
Entah karena suasana lebaran atau karena yang lain, situasi malem itu cukup sepi. Padahal tempat ini cukup mudah dicapai. Pinggir jalan utama, deket pula dengan stasiun Juanda. Syarat kedua, akses mudah: terpenuhi. Pengunjungnya cuma enam orang, termasuk aku. Padahal nek dikira-kira, iki iso nggo sekitar wong telung puluhan. Hmmm... Nggak pake lama panggil mbak pelayan, langsung pesen menu.
Kata mbaknya,di sini yang spesial menunya penyet-penyetan dan Suroboyoan.
Sembari mbaknya nyiapin menuku, aku liat-liat dekorasi. Cukup menjawai. Selain meja dan kursi yang asli kayu (berat betul), ada juga ornamen-ornamen etnik yang ditata apik. Satu nilai lebih dari warung makan ini adalah adanya lagu keroncong yang diputar untuk menemani para tamu bersantap. Dua lagu Ismail Marzuki favoritku diputar di sini: Juwita Malam dan Sabda Alam. Oya, pelayanan di sini ramah banget lho. Mbak-nya itu sesekali ngobrol dengan bahasa Jawa ke rekan-rekannya. Dan pas tak ajak ngomong halus (ala kadarku) mereka mau nanggepin. Yo iyo lah, Man. Wong kowe lagi dadi raja nang kono. :D
Es dawet datang, kuaduk-aduk dulu supaya gula dan santennya nyampur. Kuseruput sedikit. Alamak, enak tenan! Asli nggak nyangka akan seenak ini es dawetnya. Ada harga ada rupa, kali ini berlaku buat es dawet ini. Terus nggak lama, nasi Bali-ku dateng. Porsi nasinya standar, juga jangan thewel-nya. Yang kurang mungkin potongan bandeng pedasnya. Untuk standarku, itu terlalu kecil. Ya, tapi tiap warung pasti punya itung-itungan sendiri buat "dapur"nya. :D Sambelnya juga mantap kerasa. Sampai aku harus mesen satu gelas teh manis anget buat ngobatinnya. Hahaha..
Selesai makan, aku masih duduk di situ untuk beberapa saat. Salah satu tujuannya, ya buat denger lagu-lagu keroncong tadi. Enak lho, sesekali denger lagu-lagu begini. Dan, nggak lama (nggak enak kalo lama-lama) kemudian, aku minta tagihan. Untuk tiga menu: nasi bali, es dawet, dan segelas teh hangat, berkisar empat puluh ribu rupiah. Mahal? Buatku ya, sedikit mahal. Syarat ketiga, harga bersahabat: rasanya tidak terpenuhi. Tapi dengan suasana yang ada, bagiku pribadi, rasanya itu lunas terbayarkan. :)
Yak, demikian survey kali ini. Semoga bisa ketemu di survey2 berikutnya. :)
Sunday, 4 September 2011
Dilema
Dilema adalah ketika kamu diperintahkan mengerjakan sesuatu yang tidak kamu sukai.
Dilema adalah ketika kamu menghadapi kenyataan bahwa harus pergi di saat kamu kerasan di rumah.
Dilema adalah ketika kamu tak kuasa menolak banyak oleh2 yang ditipkan untuk bulik, sementara bulik berpesan jangan bawa banyak oleh2.
Dilema adalah ketika ditanya kapan nikah oleh sodara2 ketika bapak ibu berpesan buat sekolah dulu.
Delima adalah BUKAN buah simalakama. Yang simalakama itu adalah dilema, bukan delima.
Dilema, dienam, ditujuh, dilapan. Sekian.
Dilema adalah ketika kamu menghadapi kenyataan bahwa harus pergi di saat kamu kerasan di rumah.
Dilema adalah ketika kamu tak kuasa menolak banyak oleh2 yang ditipkan untuk bulik, sementara bulik berpesan jangan bawa banyak oleh2.
Dilema adalah ketika ditanya kapan nikah oleh sodara2 ketika bapak ibu berpesan buat sekolah dulu.
Delima adalah BUKAN buah simalakama. Yang simalakama itu adalah dilema, bukan delima.
Dilema, dienam, ditujuh, dilapan. Sekian.
Thursday, 1 September 2011
Reunilette en Halal bi Halal
Pabila hati rindu bertemu, kemanakah ku kan mengadu.
Demikianlah sebaris syair yang lebih populer sebagai bait dari sebuah lagu. Jangan tanya judulnya apa. Menyanyikannya saja susah, apalagi mengingat judulnya. :P
Ya kalo rindu, jangan cuma mengadu mas. Apalagi ngadu ayam. Mana mungkin ketemu. Kalo rindu itu, usahakan ketemu dengan yang dirindu.
Nah, untuk orang-orang yang udah lama nggak ketemu dan rindu, terutama dari SMAN Satu Metro di Jakarta dan sekitarnya, yuk pada dateng di Halal bi Halal dan Reunilette alias reuni kecil-kecilan di hari Minggu bulan September. Yang jelas boleh kasih tau teman lain, bawa pacar, pasangan, istri, suami, anak, dan... oleh-oleh. :D
Dengan mengucap bismillahirrohmaanirrohiim, maka undangan disampaikan kepada teman-teman semua. Acara halal bi halal ini insya Alloh akan diadakan pada:
Hari: Minggu
Tanggal: 11 September 2011
Jam: 11.00 WIB
Tempat: Resto Ayam Presto "Ny. Nita"
Jalan Juanda no 31A (Samping Resto Bali Jimbaran), Jakarta Pusat
Denah Lokasi:
(klik pada gambar untuk memperbesar)
Besar harapan acara ini akan berlangsung seru dengan kehadiran teman-teman semua. Kita kembali berkumpu, bersilaturahim sembari memaafkan mumpung dalam suasana lebaran.. :D Jangan lupa, yang sudah punya pasangan dan anak, dibawa juga biar tambah seru. :) Jangan lupa, temen-temen lain juga diajak, biar makin rame. Pengen liat, pada berubah atau enggak sih setelah lulus SMA. :D
Oke deh, sampai ketemu di lokasi ya... Jangan kuatir, tempatnya gampang dicari kok.
Demikianlah sebaris syair yang lebih populer sebagai bait dari sebuah lagu. Jangan tanya judulnya apa. Menyanyikannya saja susah, apalagi mengingat judulnya. :P
Ya kalo rindu, jangan cuma mengadu mas. Apalagi ngadu ayam. Mana mungkin ketemu. Kalo rindu itu, usahakan ketemu dengan yang dirindu.
Nah, untuk orang-orang yang udah lama nggak ketemu dan rindu, terutama dari SMAN Satu Metro di Jakarta dan sekitarnya, yuk pada dateng di Halal bi Halal dan Reunilette alias reuni kecil-kecilan di hari Minggu bulan September. Yang jelas boleh kasih tau teman lain, bawa pacar, pasangan, istri, suami, anak, dan... oleh-oleh. :D
Dengan mengucap bismillahirrohmaanirrohiim, maka undangan disampaikan kepada teman-teman semua. Acara halal bi halal ini insya Alloh akan diadakan pada:
Hari: Minggu
Tanggal: 11 September 2011
Jam: 11.00 WIB
Tempat: Resto Ayam Presto "Ny. Nita"
Jalan Juanda no 31A (Samping Resto Bali Jimbaran), Jakarta Pusat
Denah Lokasi:
(klik pada gambar untuk memperbesar)
Besar harapan acara ini akan berlangsung seru dengan kehadiran teman-teman semua. Kita kembali berkumpu, bersilaturahim sembari memaafkan mumpung dalam suasana lebaran.. :D Jangan lupa, yang sudah punya pasangan dan anak, dibawa juga biar tambah seru. :) Jangan lupa, temen-temen lain juga diajak, biar makin rame. Pengen liat, pada berubah atau enggak sih setelah lulus SMA. :D
Oke deh, sampai ketemu di lokasi ya... Jangan kuatir, tempatnya gampang dicari kok.
Thursday, 25 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #25: EKSISTENSI
Keberadaan teman-teman yang satu per satu mulai pulang kampung dan meninggalkan segelitir orang di kosan, menegaskan bahwa kita sejatinya adalah individu yang sendiri. Tak ada yang bisa mencegah atau menolong kita dari status sendiri. Tersisa hanyalah kita (secara individu) dan Yang Maha Mencipta.
Tuesday, 23 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #23: Menyampaikan Amanah
Amanah, seperti apapun besar dan bentuknya, adalah tanggung jawab kita. Ketika itu sudah menggenggam amanah itu, kita harus cermat dalam menyampaikannya. Seperti misalnya panitia zakat fitrah maupun mal. Penyampaian kepada mustahik haruslah cermat, adil, dan merata. Weleh, jadi inget belum bayar zakat..
Monday, 22 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #22: Menahan Amarah
Rosul menyuruh kita untuk menahan amarah. Inilah tantangan terberat menjadi orang yang sering (merasa) dizolimi. Apakah kita mampu menahan amarah, dengan muka memerah, dan badan yang terasa gerah? Ah, itu enteng kok bagi yang sudah terlatih. :)
Absurd 15
Senin pagi, di sebuah pembawa pesan instan.
Bungs: Mbak, mau tanya dong.
Mbak2: Apa?
Bungs: Boleh tanya nggak?
Mbak2: Apa?
Bungs: Udah kok. Kok malah balik tanya?
Mbak2: Iya, mau tanya apa?
Bungs: Itu pertanyaanya..
Mbak2: Lha iya, mau tanya apa?
Bungs: Boleh tanya nggak?
Mbak2: Boleh
Bungs: Oh, makasih..
Mbak2: Terus mau tanya apa?
Bungs: Idih, pingin tau aja. Nanti dong. Jangan memaksa aku ngasih tau pertanyaannya.
Mbak2: Lho, piye tooo....
Bungs: Hahaha..
Bungs: Mbak, mau tanya dong.
Mbak2: Apa?
Bungs: Boleh tanya nggak?
Mbak2: Apa?
Bungs: Udah kok. Kok malah balik tanya?
Mbak2: Iya, mau tanya apa?
Bungs: Itu pertanyaanya..
Mbak2: Lha iya, mau tanya apa?
Bungs: Boleh tanya nggak?
Mbak2: Boleh
Bungs: Oh, makasih..
Mbak2: Terus mau tanya apa?
Bungs: Idih, pingin tau aja. Nanti dong. Jangan memaksa aku ngasih tau pertanyaannya.
Mbak2: Lho, piye tooo....
Bungs: Hahaha..
Friday, 19 August 2011
Absurd 14
Jam sepuluh pagi, ketika Ramadhan.
Bungs: *ceguk, ceguk* (Jawa: cekikiken. Bahasa Indonesianya mungkin cegukan)
Mbak2: Kenapa mas?
Bungs: Ceguken mbak. *dalam hati: Udah tau cegukan masih ditanya
Mbak2: Minum aja, mas. Biar ilang cegukannya..
Bungs: Mbak udah gila?
Mbak2: *cekikikan*
Bungs: -___________________-"
Bungs: *ceguk, ceguk* (Jawa: cekikiken. Bahasa Indonesianya mungkin cegukan)
Mbak2: Kenapa mas?
Bungs: Ceguken mbak. *dalam hati: Udah tau cegukan masih ditanya
Mbak2: Minum aja, mas. Biar ilang cegukannya..
Bungs: Mbak udah gila?
Mbak2: *cekikikan*
Bungs: -___________________-"
Friday, 12 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #12: CEK & RICEK
Jangan terburu-buru melakukan sesuatu. Lebih baik sedikit lambat namun pasti, dari pada tergesa tapi tak teliti. Melakukan cek dan ricek akan membuat kita terhindar dari kesalahan kecil namun fatal dan berakibat pengulangan pekerjaan. Misalnya, kesalahan tulis alamat dalam undangan... :P
Thursday, 11 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #11: MENUNAIKAN HAK
Adalah kewajiban muslim yang baik untuk menunaikan hak. Baik itu hak Tuhan sebagai Zat yang harus kita sembah, hak manusia lain yang pernah kita janjikan, maupun diri sendiri sebagai individu yang mempunyai banyak kewajiban. Salah satu hak diri sendiri, ya diberi asupan nutrisi dan energi baik jiwa maupun raga.. :)
Wednesday, 10 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #10: ISTIQOMAH
Sepuluh hari pertama adalah masa dimana semangat masih baru-barunya. Setelah itu sepuluh hari kedua menanti dan masih ada juga sepuluh hari ketiga. Mampukah kita bertahan? Beruntunglah orang-orang yang mampu ber-Istiqomah. Oh, Istiqomah, engkau adalah salah satu ujian dunia yang paling berat.
Tuesday, 9 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #9: SEDERHANA
Kesederhanaan menimbulkan kemuliaan. Jangan menjadi seorang pemboros, karena "Innal mubadziriina ikhwanassayatiin." Begitupun untuk buka puasa. Berbukalah dengan yang sederhana dan tidak berlebihan, ringan dan manis, seperti sekeping kerupuk dan sebungkus permen.
Monday, 8 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #8: KOMPAK
Untuk mencapai tujuan bersama sesuai waktu perkiraan, kekompakah mesti selalu dijaga. Buat apa punya kendaraan dengan kecepatan maksimal 120 km/jam dan menempuh jarak sepanjang +/- 374 kilometer namun ada kerusakan di 20 kilometer dan mengakibatkan antrian panjang panjang dan berujung keterlambatan?
Friday, 5 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #5: KONSISTEN
Konsisten adalah sifat wajib yang dimiliki muslim sejati. Tanpa konsistensi, sang juara bukanlah juara. Di bulan inilah kesungguhan kita benar-benar diuji, apakah kita mampu konsisten untuk melakukan ibadah. Alhamdulillah, saya dan beberapa orang tetap konsisten beribadah dan berdiam diri pada istirahat siang di musholla kantor.
Thursday, 4 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #4: TEPAT WAKTU
Menjadi orang yang tepat waktu artinya menjadi seseorang yang sukses. Hampir semua pekerjaan yang dilakukan tepat waktu selalu efisen, berakibat baik, dan bernilai positif. Tapi ada juga yang tidak baik, contohnya memulai sahur tepat pada waktu imsak.
Wednesday, 3 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #3: TERUS TERANG
Terus terang akan membuat kita menjadi pribadi yang jujur dan lebih baik. Keterusterangan akan selalu kita butuhkan. Lebih-lebih jika PLN memadamkan alirannya ketika kita sahur.
Tuesday, 2 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #2: FOKUS
Monday, 1 August 2011
Pelajaran Ramadhan hari #1: IKHLAS
Ikhlaskan apa-apa yang ada di dunia ini, karena sesungguhnya bukan milik kita. Apalagi jika itu adalah sebagian penghasilan yang dipotong oleh mesin absen.
Wednesday, 8 June 2011
Friday, 20 May 2011
Absurd 13
Di sebuah bis mini travel Jakarta - Bandung.
Mbak2: Mas, kok lesu?
Bungs: Masuk angin, mbak..
Mbak2: Lho, masuk angin toh? Kok nggak dikeluarkan?
Bungs: Udah, barusan.. Kecium ga?
Mbak2: %(&^)&^%^!!!
Bungs: *ngakak dalam hati*
Mbak2: Mas, kok lesu?
Bungs: Masuk angin, mbak..
Mbak2: Lho, masuk angin toh? Kok nggak dikeluarkan?
Bungs: Udah, barusan.. Kecium ga?
Mbak2: %(&^)&^%^!!!
Bungs: *ngakak dalam hati*
Wednesday, 11 May 2011
Absurd 12
Suatu sore di sebuah kamar kos di bilangan Senen, Jak Pus.
Penyiar: Sore.. Dengan siapa ini?
Bungs: Sore mbak, dengan Bungs. Boleh rekues nggak?
Penyiar: Boleh..
Bungs: Rekues dong, lagunya Bon Jovi yang Have a Nice Day..
Penyiar: OK.. Siapa yang nyanyi?
Bungs: Bon Jovi, mbak..
Penyiar: Judulnya?
Bungs: -_________-" Nggak jadi deh mbak..
Penyiar: Sore.. Dengan siapa ini?
Bungs: Sore mbak, dengan Bungs. Boleh rekues nggak?
Penyiar: Boleh..
Bungs: Rekues dong, lagunya Bon Jovi yang Have a Nice Day..
Penyiar: OK.. Siapa yang nyanyi?
Bungs: Bon Jovi, mbak..
Penyiar: Judulnya?
Bungs: -_________-" Nggak jadi deh mbak..
Tuesday, 19 April 2011
Absurd 11
Situasi: Sepulang kantor, gerimis di parkiran.
Ageng: Lho, kok kamu nggak pake jas hujan, Bungs?
Bungs: Enggak ah.. Nanti jas hujanku basah..
Ageng: *ngakak*
Ageng: Lho, kok kamu nggak pake jas hujan, Bungs?
Bungs: Enggak ah.. Nanti jas hujanku basah..
Ageng: *ngakak*
Thursday, 14 April 2011
Absurd 10
Situasi: di tempat Harun, penjual martabak depan kosan.
Harun: Man, gile ye si Messi ye. Masih umur segitu udah banyak aje golnye.
Bungs: Iya kang. Saya juga ga nyangka tadinya.
Harun: Heran gue, bise aje bikin gol. Kayanye kalo dipatahin kakinye baru deh dia kaga bisa bikin gol.
Cak Ahmad, tukang sate: Sama satu lagi, Run.
Harun: ape, cak?
Cak Ahmad: Jual ke Chelsea. Noh contohnya, si Torres.
Bungs: -_____________-"
Harun: Man, gile ye si Messi ye. Masih umur segitu udah banyak aje golnye.
Bungs: Iya kang. Saya juga ga nyangka tadinya.
Harun: Heran gue, bise aje bikin gol. Kayanye kalo dipatahin kakinye baru deh dia kaga bisa bikin gol.
Cak Ahmad, tukang sate: Sama satu lagi, Run.
Harun: ape, cak?
Cak Ahmad: Jual ke Chelsea. Noh contohnya, si Torres.
Bungs: -_____________-"
Tuesday, 12 April 2011
Selamat
Meski tak kau harapkan, semoga Alloh menyampaikan sesuatu dariku untukmu.. Selamat panjang umur.. :)
Published with Blogger-droid v1.6.8
Sunday, 3 April 2011
Absurd 9
Situasi: rumah makan padang yang sama dengan beberapa hari kemarin.
Mbak2: Bungkus kan, mas?!
Bungs: (pasang tampak jutek) Enggak, makan sini.
Mbak2: Iiih, mas ini. Masih sebel ya? Maaf deh, mas. Ini nasinya mau separo atau penuh?
Bungs: (masih jutek) Penuh, mbak. Udah pernah sama yang 'separo'.
Mbak2: Hihihi, mas ini lho. Kan saya udah minta maaf.. Lauknya apa?
Bungs: Ayam.
Mbak2: Paha atau dada, mas?
Bungs: Paha.
Mbak2: Wah, abis mas. Dada aja ya?!
Bungs: Yowis, dada. Yang paling sehat.
Mbak2: Yang kiri atau yang kanan, mas?
Bungs: (Mulai jutek lagi) Kanan. Yang bagus.
Mbak2: Wah, abis mas...
Bungs: (Jengkel) Yowis, kalo yang kiri masih?
Mbak2: Abis juga mas.
Bungs: (nada tinggi) Lha terus, yang masih ada apa?!
Mbak2: Ada akyuuuuuuuu...
Bungs: -____________-"
Mbak2: Bungkus kan, mas?!
Bungs: (pasang tampak jutek) Enggak, makan sini.
Mbak2: Iiih, mas ini. Masih sebel ya? Maaf deh, mas. Ini nasinya mau separo atau penuh?
Bungs: (masih jutek) Penuh, mbak. Udah pernah sama yang 'separo'.
Mbak2: Hihihi, mas ini lho. Kan saya udah minta maaf.. Lauknya apa?
Bungs: Ayam.
Mbak2: Paha atau dada, mas?
Bungs: Paha.
Mbak2: Wah, abis mas. Dada aja ya?!
Bungs: Yowis, dada. Yang paling sehat.
Mbak2: Yang kiri atau yang kanan, mas?
Bungs: (Mulai jutek lagi) Kanan. Yang bagus.
Mbak2: Wah, abis mas...
Bungs: (Jengkel) Yowis, kalo yang kiri masih?
Mbak2: Abis juga mas.
Bungs: (nada tinggi) Lha terus, yang masih ada apa?!
Mbak2: Ada akyuuuuuuuu...
Bungs: -____________-"
Wednesday, 30 March 2011
Absurd 8
Situasi: Google Talk di komputer, Selasa siang pas ngantuk-ngantuknya.
Mbak2: Siang, Gan.. Ada lagunya Marcel, nggak?
Bungs: Maap mbak, saya bukan Afgan.
Mbak2: -____-"
Bungs: (dalam hati) *ngakak*
Mbak2: Siang, Gan.. Ada lagunya Marcel, nggak?
Bungs: Maap mbak, saya bukan Afgan.
Mbak2: -____-"
Bungs: (dalam hati) *ngakak*
Tuesday, 29 March 2011
Berbahagialah
Bahagialah kita.
Dengan apa yang ada dalam diri kita.
Dengan kelebihan kita.
Dengan kekurangan kita.
Bahagialah kita.
Tak perlu kecil hati melihat orang lain sukses.
Tak perlu minder bila dalam suatu tim besar,
kita mendapatkan peran dalam porsi kecil.
Sadari saja, mereka itu membutuhkan kita.
Dan kita patut berbangga karenanya.
Bahagialah kita.
Baut kecil dalam kereta besar, sesungguhnya ia berperan besar.
Ia tak kalah dengan kekuatan tenaga mesin pembangkitnya.
Ia tak kalah dengan kenyamanan tempat duduk di dalamnya.
Ia tak kalah dengan kekokohan roda baja di bawahnya.
Bahagialah kita.
Tanpa baut itu, kereta tak akan sempurna.
Dan jika kita seperti baut itu, kita patut bersyukur.
Tanpa kita, tim itu tak akan lengkap.
Kita juga berperan besar!
Kitalah yang melengkapinya!
Kitalah sang juara!
Dengan apa yang ada dalam diri kita.
Dengan kelebihan kita.
Dengan kekurangan kita.
Bahagialah kita.
Tak perlu kecil hati melihat orang lain sukses.
Tak perlu minder bila dalam suatu tim besar,
kita mendapatkan peran dalam porsi kecil.
Sadari saja, mereka itu membutuhkan kita.
Dan kita patut berbangga karenanya.
Bahagialah kita.
Baut kecil dalam kereta besar, sesungguhnya ia berperan besar.
Ia tak kalah dengan kekuatan tenaga mesin pembangkitnya.
Ia tak kalah dengan kenyamanan tempat duduk di dalamnya.
Ia tak kalah dengan kekokohan roda baja di bawahnya.
Bahagialah kita.
Tanpa baut itu, kereta tak akan sempurna.
Dan jika kita seperti baut itu, kita patut bersyukur.
Tanpa kita, tim itu tak akan lengkap.
Kita juga berperan besar!
Kitalah yang melengkapinya!
Kitalah sang juara!
Monday, 28 March 2011
Absurd 7
Situasi: Gambir, Minggu sore sekitar pukul 15.
2 bule cewek: (tergopoh-gopoh) Excuse me, mas. Selamat siang.
Bungs: (terbata-bata) Siang, miss. Can I help you?
Bule 1: Yes, please. We just got from the airport, but we seem to get lost here.
Bungs: OK, and then?
Bule 1: Then... would you like guide us to our destination?
Bungs: Owh, okay. Lets see.. Where are you going to?
Bule 2: (nyamber) to your heart, mas..
Bungs: -____________-
2 bule cewek: (tergopoh-gopoh) Excuse me, mas. Selamat siang.
Bungs: (terbata-bata) Siang, miss. Can I help you?
Bule 1: Yes, please. We just got from the airport, but we seem to get lost here.
Bungs: OK, and then?
Bule 1: Then... would you like guide us to our destination?
Bungs: Owh, okay. Lets see.. Where are you going to?
Bule 2: (nyamber) to your heart, mas..
Bungs: -____________-
Wednesday, 23 March 2011
Absurd 6
Situasi: Status di Google Buzz tanggal 18/10/10
Bungs: Oke, ini masalah kamu dan aku. Mari selesaikan.
mas opang: mari!
Dicky dwi: satu lawan satu.....
haru haru: diselesaikan secara jantan.... dan betina
Bungs: -__________-"
Bungs: Oke, ini masalah kamu dan aku. Mari selesaikan.
mas opang: mari!
Dicky dwi: satu lawan satu.....
haru haru: diselesaikan secara jantan.... dan betina
Bungs: -__________-"
Monday, 21 March 2011
Absurd 5
Situasi: di masjid jami, sehabis solat Ashar. Sepi.
Bungs: Ya Alloh, jadikanlah aku imam yang baik untuk istriku dan anak-anakku. Emm, kelak.
Mbak2: (Tiba-tiba dari belakang) Amiiin...
Bungs: (Kaget dan langsung noleh ke belakang) Mbak, nggak ada maksud apa2 kan meng-amin-kan aku tadi?
Mbak2: (Sambil senyum) Ada dong, mas.
Bungs: -_________________-"
Bungs: Ya Alloh, jadikanlah aku imam yang baik untuk istriku dan anak-anakku. Emm, kelak.
Mbak2: (Tiba-tiba dari belakang) Amiiin...
Bungs: (Kaget dan langsung noleh ke belakang) Mbak, nggak ada maksud apa2 kan meng-amin-kan aku tadi?
Mbak2: (Sambil senyum) Ada dong, mas.
Bungs: -_________________-"
Saturday, 19 March 2011
Absurd 4
Situasi: Rumah Makan Padang, sehabis magrib.
Mbak2: Makan, mas?
Bungs: Iya, mbak. Tapi dibungkus aja ya..
Mbak2: Oke. Pake apa, mas?
Bungs: Pake ati, mbak.
Mbak2: Wah, tinggal separo, mas.
Bungs: Lho, kok bisa?
Mbak2: Kan ati saya yang separo udah saya kasih ke mas...
Bungs: -___________-"
Mbak2: Makan, mas?
Bungs: Iya, mbak. Tapi dibungkus aja ya..
Mbak2: Oke. Pake apa, mas?
Bungs: Pake ati, mbak.
Mbak2: Wah, tinggal separo, mas.
Bungs: Lho, kok bisa?
Mbak2: Kan ati saya yang separo udah saya kasih ke mas...
Bungs: -___________-"
Friday, 18 March 2011
Absurd 3
Situasi: jalanan umum, sehabis dari toko ATK tadi.
Mbak2: (tergopoh-gopoh) Mas, mas. Tolong saya mas.
Bungs: Kenapa mbak?
Mbak2: Saya abis jatuh mas.
Bungs: Ya ampun?! Jatuh di mana mbak?
Mbak2: Di hatimu, mas.
Bungs: -__________-"
Mbak2: (tergopoh-gopoh) Mas, mas. Tolong saya mas.
Bungs: Kenapa mbak?
Mbak2: Saya abis jatuh mas.
Bungs: Ya ampun?! Jatuh di mana mbak?
Mbak2: Di hatimu, mas.
Bungs: -__________-"
Absurd 2
Situasi: di toko sebelah toko ATK yang kemarin.
Bungs: Mbak, saya lagi nyari tinta nih. Ada nggak?
Mbak2: Ada nih mas, malah tinta ini ga akan habis dimakan zaman, selamanya.
Bungs: Wah, tinta apa itu mbak?
Mbak2: Tintaku kepadamu, mas..
Bungs: -____________- Etapi maaf ya mbak. Saya bungs, bukan mas. :D
*credit to mas Ilyas for the ending. :)
Bungs: Mbak, saya lagi nyari tinta nih. Ada nggak?
Mbak2: Ada nih mas, malah tinta ini ga akan habis dimakan zaman, selamanya.
Bungs: Wah, tinta apa itu mbak?
Mbak2: Tintaku kepadamu, mas..
Bungs: -____________- Etapi maaf ya mbak. Saya bungs, bukan mas. :D
*credit to mas Ilyas for the ending. :)
Thursday, 17 March 2011
Absurd 1
Situasi: di toko alat tulis kantor.
Bungs: Mbak, saya lagi nyari tinta nih. Ada nggak?
Mbak2: Ada nih mas, tapi tinggal satu.
Bungs: Wah, tinta apa itu mbak?
Mbak2: Tintaku kepadamu, mas.
Bungs: -____________-
Bungs: Mbak, saya lagi nyari tinta nih. Ada nggak?
Mbak2: Ada nih mas, tapi tinggal satu.
Bungs: Wah, tinta apa itu mbak?
Mbak2: Tintaku kepadamu, mas.
Bungs: -____________-
Monday, 14 March 2011
Moving On
Kalo kamu masih terus menoleh ke belakang, kamu nggak akan tau apa yang ada di depan.
Okelah, sesekali saja boleh. Buat koreksi saja, nggak usah terlalu larut dalam ingin itu. Aku tau kamu punya potensi, punya semangat tinggi, punya motivasi berlebih. Tapi kalo kamu masih yang itu-itu aja, ya kamu akan tetap seperti itu.
Lebih dari dua tahun bersama, bukan berarti akan jadi milikmu selamanya.
Tak ada yang kekal, tak ada yang abadi.
Hanya kepada-Nya tempat kita kembali dan mengabdi.
Okelah, sesekali saja boleh. Buat koreksi saja, nggak usah terlalu larut dalam ingin itu. Aku tau kamu punya potensi, punya semangat tinggi, punya motivasi berlebih. Tapi kalo kamu masih yang itu-itu aja, ya kamu akan tetap seperti itu.
Alloh tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubahnya dengan tangan mereka sendiri.
Lebih dari dua tahun bersama, bukan berarti akan jadi milikmu selamanya.
Tak ada yang kekal, tak ada yang abadi.
Hanya kepada-Nya tempat kita kembali dan mengabdi.
Wednesday, 2 March 2011
Harusnya Bukan di Blog
Seringkali kita terjebak dalam romantisme masa lalu.
Indah memang kalau dikenang.
Tapi apa iya kita mau terjebak terus?
*sudahlah PSSI. Juara Piala Kemerdekaan itu nggak ada artinya. Menangnya juga kan karena ngancem Libya kan? Om Nurdin yang beradab, monggo turun sendiri. Sebelum diturunin paksa dan menjadi malu. Yah, itu pun kalo masih punya.*
Indah memang kalau dikenang.
Tapi apa iya kita mau terjebak terus?
*sudahlah PSSI. Juara Piala Kemerdekaan itu nggak ada artinya. Menangnya juga kan karena ngancem Libya kan? Om Nurdin yang beradab, monggo turun sendiri. Sebelum diturunin paksa dan menjadi malu. Yah, itu pun kalo masih punya.*
Friday, 11 February 2011
Menunggu
Ayo dong, nulis lagi dong.
Kangen baca tulisanmu nih...
Ada rasa candu membaca bait-baitmu.
Ada yang lain ketika menikmati kata-katamu.
Sering aku senyum2 sendiri,
Tak jarang juga aku mikir aslinya si penulis ini.
Ada berbagai hal yang menari di kepalaku.
Dan aku rindu itu.
Ayo dong, nulis lagi dong...
:)
Kangen baca tulisanmu nih...
Ada rasa candu membaca bait-baitmu.
Ada yang lain ketika menikmati kata-katamu.
Sering aku senyum2 sendiri,
Tak jarang juga aku mikir aslinya si penulis ini.
Ada berbagai hal yang menari di kepalaku.
Dan aku rindu itu.
Ayo dong, nulis lagi dong...
:)
Monday, 24 January 2011
Easy
Easy come, easy go
Hard come, hard go
This is not about those. This is about me.
Sorry for being rude. Didn't meant to do that.
Aku cuma pingin baik sama semua orang. Sama semua temenku.
Ada yang pingin jalan, yo jalan.
Ada yang minta dibantuin, yo tak bantuin.
Ada yang pingin ditemenin, yo tak temenin.
Pingin didengerin, yo tak dengerin.
Pingin dipotret, yo tak potret.
Pingin dikomentari, yo tak komentari.
Pingin dieditin foto, yo tak editin.
Semua nggak tak beda-bedain. Nggak ada maksud apa-apa dan tanpa imbalan apapun. Karena aku percaya, kalo kita baik sama semua orang, orangpun akan baik sama kita. Itu diajarkan sama bapak-ibuku.
Berbagilah, maka kamu akan kebagian.
Hard come, hard go
This is not about those. This is about me.
Sorry for being rude. Didn't meant to do that.
Aku cuma pingin baik sama semua orang. Sama semua temenku.
Ada yang pingin jalan, yo jalan.
Ada yang minta dibantuin, yo tak bantuin.
Ada yang pingin ditemenin, yo tak temenin.
Pingin didengerin, yo tak dengerin.
Pingin dipotret, yo tak potret.
Pingin dikomentari, yo tak komentari.
Pingin dieditin foto, yo tak editin.
Semua nggak tak beda-bedain. Nggak ada maksud apa-apa dan tanpa imbalan apapun. Karena aku percaya, kalo kita baik sama semua orang, orangpun akan baik sama kita. Itu diajarkan sama bapak-ibuku.
Berbagilah, maka kamu akan kebagian.
Sunday, 16 January 2011
Friday, 14 January 2011
Pilihan
Tak mampu aku berkata banyak. Entah apa yang membuatku begini.
Tapi, kalau katamu aku harus bahagia, aku akan bahagia. Aku yang memilihnya.
Tapi, kalau katamu aku harus bahagia, aku akan bahagia. Aku yang memilihnya.
Sunday, 9 January 2011
Thursday, 6 January 2011
Ingin Kubersuara
Aku memilih menjadi diriku.
Dengan segala prinsip dan citaku.
Aku tak mau menjadi orang lain, meskipun aku mampu.
Lebih bahagia aku di sini, menyapa dengan senyumku.
Lebih senang aku di sini, menulis kata-kata dengan jemariku.
Aku tak mau lari, kendati keadaan memaksaku.
Lebih baik aku di sini, menyaksikan riang celoteh makhluk-Nya.
Lebih mudah aku di sini, ketimbang harus sembunyi karena takut kecewa.
Aku tak mau tergesa, walau ada keinginan untuk itu.
Lebih bermanfaat aku di sini, mengisi waktu dengan karyaku sembari menunggu.
Lebih afdol aku di sini, menemani orang-orang tersayangku tersenyum berhasil.
Aku tak mau.
Inilah aku,
Jika ingin tau.
Semoga tak ada lagi kesilapan.
Kepada Tuhanku aku menyembah dan kepada-Nya aku memohon pertolongan.
Katon Bagaskara - Dengan Logika.
Dengan segala prinsip dan citaku.
Aku tak mau menjadi orang lain, meskipun aku mampu.
Lebih bahagia aku di sini, menyapa dengan senyumku.
Lebih senang aku di sini, menulis kata-kata dengan jemariku.
Aku tak mau lari, kendati keadaan memaksaku.
Lebih baik aku di sini, menyaksikan riang celoteh makhluk-Nya.
Lebih mudah aku di sini, ketimbang harus sembunyi karena takut kecewa.
Aku tak mau tergesa, walau ada keinginan untuk itu.
Lebih bermanfaat aku di sini, mengisi waktu dengan karyaku sembari menunggu.
Lebih afdol aku di sini, menemani orang-orang tersayangku tersenyum berhasil.
Aku tak mau.
Inilah aku,
Jika ingin tau.
Semoga tak ada lagi kesilapan.
Kepada Tuhanku aku menyembah dan kepada-Nya aku memohon pertolongan.
Katon Bagaskara - Dengan Logika.