Agama merupakan dasar bagi
setiap insan yang hidup di dunia. Ada pendapat (sekuler) yang mengatakan bahwa
sejatinya manusia adalah lemah, bodoh, dan jahat. Akan tetapi, manusia juga
diberi akal yang bisa mengubah ketiga sifat tersebut menjadi kekuatan,
kepandaian, dan kebaikan. Tentunya melalui pemikiran-pemikiran yang diperoleh
melalui pengetahuan. Dari sini, kemudian manusia menjadi makhluk yang kompleks,
mempunyai kemauan, keinginan, dan gairah.
Dalam naluri jasadiyah,
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan melakukan berbagai kegiatan yang
menghasilkan kepuasan jasmaniah. Namun, bagaimana dengan rohaniyah? Apakah yang
bisa dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan qolbu-nya? Sebagai makhluk yang
berpikir, tentu manusia sering bertanya, kenapa kita hidup, untuk apa kita
hidup, bagaimana cara kita menjalani hidup, kemana kita setelah hidup (karena
setiap makhluk hidup pasti akan mati).
Dalam literatur sejarah
perjalanan umat manusia, buah-buah pemikiran tersebut menghasilkan berbagai jawaban.
Salah satunya dengan apa yang kita sebut agama. Secara bahasa, agama berasal
dari kata Sansekerta, ‘a’ yang
bermakna tidak dan ‘gama’ yang
berarti kekacauan. Agama adalah suatu aturan agar hidup ini tidak kacau. Dari
berbagai agama, yang dianggap mempunyai sistematika dan karakteristik yang
paripurna adalah Islam, dimana para pemeluknya disebut muslim.
Sebagai muslim, mengimani
Islam dan Iman adalah hal yang wajib. Dua hal yang menjadi pondasi agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna ajaran tauhid yang dibawa
sejak nabi Adam AS. Sebagai muslim, kita mengimani bahwa Alloh ada dengan
segala kekuasaan-Nya, mengutus rosul-Nya untuk memberi kabar kepada kita,
menuliskan petunjuk hidup kita melalui Alquran-Nya, dan menyiapkan hari pembalasan
untuk tidakan selama hidup kita di bumi-Nya. Tidak ada tawaran untuk itu. Alloh
mewajibkan kita menyembahnya dalam Islam tanpa keraguan, dan juga mewajibkan
kita mendalami Islam agar keimanan kita semakin dalam.
Kenapa kita wajib beragama? Menurutku, kita adalah makhluk lemah. Kita perlu kekuatan, pertolongan, bimbingan dari sang Khalik. Itulah kenapa, 17 kali sehari seorang muslim membaca iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'im. Ihdinash shirothol mustaqim. “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
Adakah engkau beragama? :)